Ketua FKTM Samosir Keberatan Komentarnya di Grup WA Jadi Bahan Berita

Obin Naibaho (foto), selaku Ketua FKTM (Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat) Kabupaten Samosir, keberatan komentarnya dikutip salah satu media online di Samosir.

topmetro.news – Obin Naibaho (foto), selaku Ketua FKTM (Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat) Kabupaten Samosir, keberatan komentarnya dikutip salah satu media online di Samosir.

Hal itu ia ungkapkan kepada sejumlah wartawan di rumahnya, Kelurahan Pasar Pangururan Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Kamis (7/4/2022)

“Saya merasa keberatan komentar saya dikutip dari Group Everlasting, lalu dipublikasikan tanpa persetujuan dari saya,” tegas Obin Naibaho.

Menurutnya, komentar-komentarnya yang ada di group itu hanya untuk kalangan anggota group saja. Dan tidak boleh dipublikasi tanpa seijinnya.

“Memang dia (wartawan yang mempublikasi komentarnya di Group WhatsAp Everlasting Samosir-red) menelpon saya. Dan menanyakan pendapat saya tentang pertemuan Praeses dan sintua di Hotel Vantas. Lalu saya berikan pendapat saya tentang itu,” ungkapnya.

Namun yang membuatnya merasa dirugikan, wartawan itu malah mempublikasi komentarnya dalam group WhatsApp tersebut. Sehingga jadi bahan pergunjingan di berbagai kalangan.

“Saya tunggu dua kali dua puluh empat jam dari media yang membuat berita itu untuk klarifikasi dan datang minta maaf. Jika tidak, ini akan saya lanjutkan,” tegasnya.

Perlu diketahui, Obin Naibaho selaku Ketua Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat Kabupaten Samosir, mendapat komentar-komentar kurang sedap. Hal itu akibat pemberitaan di salah satu media yang berjudul, ‘Tuai Kritik Undang Bupati Dan Kapolres Samosir Pada Pemberdayaan Sintua, Ini Keterangan HKBP’.

Terkait berita tersebut, Ketua SMSI Samosir Tetty Naibaho menyayangkan pemberitaan oleh media lokal tersebut.

“Ada baiknya wartawan tidak mengutip komentar dari sebuah grup WhatsApp dan menjadikannya sebagai bahan berita dan tanpa seijin yang bersangkutan. Tindakan ini mencoreng para jurnalis yang ada di Samosir. Memberikan contoh yang tidak etis,” ujarnya.

Lebih lanjut Tetty berharap, khususnya kepada wartawan yang bertugas di Samosir, untuk memahami kode etik jurnalis. Termasuk juga masalah etika dalam memberitakan satu berita.

“Jangan asal comot sesuatu dan menjadikannya satu berita. Apalagi sampai meimbulkan polemik di tengah masyarakat,” ujarnya.

reporter | Tetty Naibaho

Related posts

Leave a Comment